Pandemi
Covid-19 dengan jumlah kasus yang terus bertambah membuat Dinas Pendidikan di
sejumlah wilayah memperpanjang waktu pembelajaran jarak jauh (online) hingga
waktu yang belum dapat ditentukan.
Walau
bertujuan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, sayangnya Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima banyak pengaduan terkait dengan
anak-anak yang stres akibat pembelajaran jarak jauh.
"Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima pengaduan sejumlah orangtua siswa
yang mengeluhkan anak-anak mereka malah stres karena mendapatkan berbagai tugas
setiap hari dari para gurunya," papar Komisioner KPAI Bidang Pendidikan
Retno Listyarti dalam keterangan tertulis, Rabu (18/3/2020), mengutip dari akun
media sosial Kampus Guru Cikal.
Kampus Guru Cikal bersama dengan Keluarga Kita, Komunitas Guru Belajar dan Sekolahmu yang tergabung dalam gerakan Sekolah Lawan Corona memaparkan sejumlah alasan mengapa anak bisa stres selama pembelajaran jarak jauh.
Kampus Guru Cikal bersama dengan Keluarga Kita, Komunitas Guru Belajar dan Sekolahmu yang tergabung dalam gerakan Sekolah Lawan Corona memaparkan sejumlah alasan mengapa anak bisa stres selama pembelajaran jarak jauh.
Berikut 5
hal penyebab anak menjadi stres:
1.
Murid hanya diminta merangkum materi pembelajaran.
2.
Tidak ada pengarahan cara penggunaan aplikasi media belajar
digital.
3.
Murid diminta mengerjakan soal-soal di LKS dengan jumlah soal
yang banyak.
4.
Murid tidak terlibat dalam perencanaan cara belajar.
5.
Hanya sekedar mengerjakan soal tanpa interaksi antara guru
dan murid.
Bentuk pengajaran jarak jauh ramah anak.
Dengan
pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak, semestinya
pembelajaran jarak jauh tidak membuat anak stres. Justru, anak bisa
tersemangati karena ia mempelajari banyak hal baru dengan cara berbeda dari
biasanya.
Sekolah
Lawan Corona melalui program "Temu Pendidik Spesial" yang
diselenggarakan secara daring, Kamis (19/3/2020), memaparkan sejumlah solusi
untuk guru maupun orangtua agar anak tak mudah stres saat belajar jarak jauh.
Dibawakan
oleh Guru Febriandhini dari SMP Lazuardi Al Falah GIS dan Guru Choifah dari MA
Walisongo serta dipandu Guru Yanuar dari Sekolah Cikal Surabaya, berikut 7
(tujuh) tip pengajaran ramah anak:
1.
Ciptakan kolaborasi antara anak dan orangtua dalam penugasan
dan target belajar. Sehingga anak tak akan merasa belajar sendirian.
2. Lakukan perbedaan konten, proses, produk, dan tenggat waktu
pengumpulan tugas menyesuaikan dengan kondisi rumah dan lingkungan tiap-tiap
anak. Orangtua bisa berkoordinasi dengan guru bila menemukan hambatan dalam
pengerjaan tugas. Guru juga diharapkan solutif atas masalah tersebut.
3. Variasikan aktivitas pembelajaran jarak jauh, baik daring
maupun luring, sehingga anak tidak hanya merangkum dan mengerjakan soal setiap
hari.
4. Target pembelajaran jarak jauh bukanlah pengumpulan tugas
semata, tetapi juga menanamkan kebiasaan belajar di mana saja.
5.
Buka akses komunikasi di banyak jaringan, dengan pesan
WAG, konferensi video atau kunjungan rumah, dengan partisipasi orangtua, murid,
maupun pengasuh di rumah.
6.
Koordinasi dengan guru-guru yang lain apakah ada tugas yang
bisa diintegrasikan dan tenggat waktu tugas mana yang perlu diprioritaskan.
7.
Hubungkan materi pelajaran dengan kegiatan anak membantu
orangtua di rumah, sehingga tidak hanya kebiasaan belajar yang ditanamkan,
tetapi juga mendekatkan orangtua dengan anak.
0 komentar:
Posting Komentar